Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :4 Mar 2014
Qada' (Bahasa Arab: قَضَاء, transl.: qaḍāʾ,
Melayu: kehendak (Allah)) dan Qadar (Bahasa Arab: قدر, transl.: qadr,
Melayu: keputusan; takdir)[1] ialahtakdir ketuhanan dalam Islam.[2] Percaya
kepada qada dan qadar adalah Rukun Iman keenam.
Iaitu mempercayai bahawa segala yang berlaku adalah ketentuan Allah
semata-mata.[3]Ibnu
Hajar al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qadha’ adalah
ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar
adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut"[4]
Hadith:-
Dari Ibn Abbas r.anhuma meriwayatkan bahawa Jibrail a.s
bertanya kepada Baginda Rasulullah s.a.w: apakah itu iman? Baginda s.a.w
menjawab; Imam itu ialah kamu beriman kepada Allah S.W.T,kepada Hari
akirat,kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, kamu beriman dengan adanya
mati dan kehidupan setelah mati, beriman dengan syurga dan neraka, Penghisaban
dan timbangan dan beriman dengan takdir yang berlaku sama ada baik atau buruk.
Jibrail a.s bertanya jika aku buat demikian adakah aku beriman? rasulullah
s.a.w menjawab "jikalau kamu berbuat sedemikian maka kamu sudah beriman.
Hadith Musnad Ahmad [5]
Sebagai seorang Islam, wajiblah Muslim
Yakin bahawa segala apa yang kita hendak laksanakan tidak mampu untuk buat
melainkan dengan adanya Izin Allah. Seseorang hendak buat baik atua buruk perlukan Izin
Allah. Ataupun apa yang di rancangan Manusia hanya akan terlaksana jika di
takdirkan Allah. Ada takdir yang mana tidak sesuai dengan apa yang kita hendak
ada takdir yang selari dengan kehendak kita. Lahir di perut siapa ketrunan apa
dan sebaginya bukan sesuatu di atas pilihan kita. Ada takdir yang selari dengan
kehenadak kita seperti pilhan buat baik atau jahat. kita berkehendak buat jahat
kadang Allah izinkan dan kadang Allah tidak Izinkan. sebab itu ia di Hisab
sebab perbuatan itu atas pilihan kita dan dengan Izin Allah sebab itu juga buat
baik dapat pahala dan buat jahat dapat dosa. Percakapan biasa dalam Bahasa
Melayu "kita hanya merancangn Tuhan yang tentukan". Namun yakini baik
dan buruk dari Allah adalah Rukun Iman
1.
Berperilaku mawas diri
Ketidaktahuan manusia terhadap qada dan qadar Allah SWT. hendaknya membuat dirinya selalu mawas diri, waspada dan selalu hati-hati. Sikap perilaku waspada dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan, baik dalam ucapan, perbuatan maupun sikap perilaku dalam tindakan. Orang yang tidak waspada dan berhati-hati akan menuai penyesalan di kemudian hari.
Ketidaktahuan manusia terhadap qada dan qadar Allah SWT. hendaknya membuat dirinya selalu mawas diri, waspada dan selalu hati-hati. Sikap perilaku waspada dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan, baik dalam ucapan, perbuatan maupun sikap perilaku dalam tindakan. Orang yang tidak waspada dan berhati-hati akan menuai penyesalan di kemudian hari.
وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
2. Berperilaku kerja keras
Orang yang beriman terhadap qada dan qadar, meyakini bahwa tak aka nada kemajuan tanpa kerja keras, dan tak akan ada kesuksesan tanpa ada usaha dan kesuksesan tak akan datang pada orang yang mempunyai sikap pemalas. Sebab, Allah tidak akan mengubah nasib kehidupan seseorang, tanpa ada kemauan dari orang tersebut untuk mengubah menjadi maju dan sukses. Sebagaimana firman Allah SWT.:
Orang yang beriman terhadap qada dan qadar, meyakini bahwa tak aka nada kemajuan tanpa kerja keras, dan tak akan ada kesuksesan tanpa ada usaha dan kesuksesan tak akan datang pada orang yang mempunyai sikap pemalas. Sebab, Allah tidak akan mengubah nasib kehidupan seseorang, tanpa ada kemauan dari orang tersebut untuk mengubah menjadi maju dan sukses. Sebagaimana firman Allah SWT.:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’du : 11)
4. Berperilaku berani dan bertangung jawab
Setiap perbuatan atau usaha apa pun yang dilakukan manusia, tidak akan luput dari akibat dan konsekuensinya. Kadang berakibat baik dan kadang berakibat buruk. Namun bagi orang yang beriman terhadap qada dan qadar Allah SWT. apa pun yang didapatkannya sudah merupakan ketentuan Allah yang layak dan pantas untuk diterimanya. Jika perbuatan baik dan mendapat balasan yang sama, itu merupakan anugrah yang pantas diterimanya, jika mendapat balasan yang buruk dan tidak menyenangkan, juga merupakan ketentuan Allah yang harus diterima dengan lapang dada dan penuh kesabaran.
Setiap perbuatan atau usaha apa pun yang dilakukan manusia, tidak akan luput dari akibat dan konsekuensinya. Kadang berakibat baik dan kadang berakibat buruk. Namun bagi orang yang beriman terhadap qada dan qadar Allah SWT. apa pun yang didapatkannya sudah merupakan ketentuan Allah yang layak dan pantas untuk diterimanya. Jika perbuatan baik dan mendapat balasan yang sama, itu merupakan anugrah yang pantas diterimanya, jika mendapat balasan yang buruk dan tidak menyenangkan, juga merupakan ketentuan Allah yang harus diterima dengan lapang dada dan penuh kesabaran.
5. Berperilaku sadar akan kelemahannya
Kesadaran bahwa qada dan qadar Allah yang baik atau yang buruk, itu merupakan ketentuan Allah yang harus diterima dengan lapang dada oleh setiap muslim. Hal itu dapat membentuk jiwa seorang mukmin akan selalu tegar dan tabah dalam menerima ujian dan musibah, serta tidak lupa diri ketika mendapat anugrah dan nikmat dari Allah SWT. sebab, baik musibah maupun anugrah semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Perhatikan pirman Allah SWT.:
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami
kembali).” (QS. Al-Baqarah : 156)
